Peringatan Hari Buku Nasional | Ayo Budayakan Membaca.
Minggu, 17 Mei 2020
Tulis Komentar
Mampukah Bertahan Di Era Digital?
Di era digital yang semakin berkembang, minat para pembaca buku "pustaka" ternyata semakin menurun. Tentunya ada banyak faktor yang menyebabkan itu terjadi, mulai dari tersedianya E-book gratis yang berseliweran di internet hingga konten-konten digital yang dianggap lebih praktis oleh banyak orang. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang percetakan buku kini mulai beralih ke konten digital untuk mengikuti perkembangan zaman. Selain itu, di Indonesia memang terdapat penurunan minat baca oleh masyarakat. Misalnya, ketika kita hendak mencari informasi akan suatu hal, kebanyakan dari kita akan memilih membuka youtube untuk mendapatkan informasi yang sedang kita cari. Hampir sama dengan mesin pencarian google. Di youtube kita juga bisa menemukan berbagai konten yang kita butuhkan. Seperti tutorial, gaya hidup, komedi, pembelajaran, diskusi dan masih banyak lagi.
Kita tahu, bahwa sekarang telah banyak beredar aplikasi-aplikasi hiburan seperti tiktok, smule, ometv, dan kawan-kawannya. Ditengah jenuhnya aktivitas sehari-hari tentu kita akan mencari hiburan untuk sekedar merefresh otak kita. Dan dari banyak aktivitas yang bisa kita lakukan, membaca bukan menjadi pilihan yang tepat bagi banyak orang, kenapa? Karena mereka menganggap membaca adalah problem dan tidak menghibur. Kalaupun harus membaca, mereka akan lebih suka membuka aplikasi sosial media dan membaca status-status di beranda yang menurutnya akan lebih perlu dilakukan. Bahkan ketika ada status tentang informasi yang di share di dinding sosmed, kebanyakan hanya akan membaca judul lalu komen. Ini yang sering menjadi faktor tersebarnya berita-berita hoax, sebab kurangnya minat baca seseorang.
Bagaimana Sejarah Hari Buku Internasional?
Sejarah Hari Buku Internasional atau yang lebih sering disebut dengan World Book Day muncul atas gagasan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk mengampanyekan budaya membaca dan mengapresiasi para pembuat buku, ilustrasi, dan pelaku penerbitan. Kemudian pada tanggal 23 April 1995 menjadi hari pertama World Book Day diperingati. Tanggal ini dipilih karena bersamaan dengan hari meninggalnya salah satu penulis penting dari Valencia, Migeule de Cervantes. Sang Penggagas tersebut adalah seorang penjual buku di Catalonia, Spanyol pada 1923. Akan tetapi, UNESCO memilih tanggal ini karena bertepatan dengan hari meninggalnya William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega, sastrawan besar dunia.
Sejarah Munculnya Hari Buku Nasional Di Indonesia.
Ternyata munculnya peringatan Hari Buku Nasional berasal dari Abdul Malik Fajar, Menteri Pendidikan dari Kabinet Gotong Royong Bersama.Tentunya dengan tujuan meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat Indonesia. Sebagaimana yang kita tahu bahwa minimnya minat baca masyarakat Indonesia. Minat baca masyarakat Indonesia rata-rata hanya 18.000 judul buku per tahun, sedangkan minat baca masyarakat Tiongkok rata-rata 140.000 judul buku per tahun. Oleh sebab itu, Menteri Pendidikan membuat peringatan Hari Buku Nasional.
Selain itu, Tanggal 17 Mei dipilih karena sama dengan hari didirikannya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di tahun 1980. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia atau Perpusnas didirikan pada 17 Mei 1980 di Jakarta. Saat ini, Perpusnas ditetapkan sebagai perpustakaan tertinggi di dunia karena memiliki 27 lantai.
Hanya Kamu yang Bisa Mengubah Daya Baca Bangsa!
Harapan besar bagi kita semua adalah dengan adanya peringatan Hari Buku Internasional dan Nasional ini, dapat meningkatkan kepedulian kita akan pentingnya membaca. Bangsa yang cerdas dapat dilihat dari tingginya tingkat literasi yang dimiliki. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kamu, siapa lagi?
Geomob akan ikut mendukung penuh cita-cita kita bersama untuk mewujudkan generasi cerdas membaca dengan terus membuat artikel-artikel menarik, Ayo bersama budayakan membaca.
Belum ada Komentar untuk "Peringatan Hari Buku Nasional | Ayo Budayakan Membaca."
Posting Komentar