Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Lengkap Dan Terbaru
Jumat, 01 Mei 2020
Tulis Komentar
Apabila suatu perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan beberapa jenis produk tersebut dikenal sebagai BIAYA BERSAMA (Joint Cost).
Joint cost yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat berupa:
Joint Overhead Cost (biaya overhead bersama)Yaitu:
merupakan biaya overhead yang terjadi apabila perusahaan
menghasilokan beberapa jenis produk dari bahanbaku dan tenaga
kerja langsung yang sama tetapi dapatdiikuti jejaknya ke masing-
masing jenis produk yang dihasilkan dan dengan menggunakan
fasilitas produksi yang sama pula. Contoh: perusahaan yang
berproduksi atas dasar pesanan.
Joint Produk Cost (biaya produksi bersama) Yaitu:
merupakan biaya produksi yang terjadi apabila perusahaan menghasil
kan beberapa jenis produk dengan menggunakan bahan baku, tenaga
kerja langsung yang sama dengan menggunakan fasilitas produksi
yang sama. Conroh: Perusahaan pengalengan daging sapi.
Dari data biaya bersama (Joint Cost) yang dikeluarkan, kemungkinan dihasilkan beberapa jenis produk yang dapat berupa:
Produk Gabungan ( Common Product) Yaitu:
Beberapa jenis produk yang dihasilkan bersama-sama dengan
menggunakan fasilitas produksi yang sama akan tetapi berasal dari
bahan baku dan tenagakerja langsung yang dapat diikuti jejaknya ke
masing-masing jenis produk yang dihasilkan.
Produk Bersama ( Joint Product) Yaitu:
Beberapa jenis produk yang dihasilkan secara serempak dari bahan
baku, tenaga kerja langsung dan fasilitas produksi yang sama sehingga
setiap jenis biaya produksi yang terjadi sulit diikuti jejaknya ke
masaing-masing jenis produk yang dihasilkan.
Produk Sampingan ( By Product ) Yaitu:
Suatu jenis produk atau lebih yang secara relatif nilainya lebih rendah,
yang diproduksi bersama dengan produk lain yang bernilai lebih
tinggi. Produk sampingan biasanya bukan merupakan tujuan utama
perusahaan untuk menghasilkannya, tetapi karena sifat pengolahan
produk dan sifat bahan baku yang diolah maka tidak dapat dihindari
adanya hasil produk sampingan tersebut.
Ko - Produk (Co - Product) Yaitu:
Beberapa jenis produk yang dihasilkan dari proses pengolahan yang
berbeda / bergantian atau dari bahan baku yang berbeda tetapi
menggunakan fasilitas produksi yang sama. Atau dengan kata lain
beberapa jenis produk yang dihasilkan dari bahan baku yang berbeda
(sejenis) tetapi menggunakan tenaga kerja dan fasilitas produksi yang
sama sehingga proses pengolahannya tidak dilakukan secara serempak
(bergantian).
Jadi dari Joint product dan Co-product akan dapat dihasilkan:
Produk Utama ( Main Product )
Produk Sampingan ( By Product )
Untuk memisahkan apakah produk-produk yang dihasilkan diakui sebagai produk utama atau produk sampingan lazimnya digunakan kriteria sbb:
a. Harga Jual
Apabila produk tertentu yang dihasilkan mempunyai harga jual yang
lebih tinggi (menyolok) dari produk-produk lainnya maka produk
yang berharga jual tinggi diakui sebagai produk utama sedang yang
lainnya diakui sebagai produk sampingan.
b. Kuantitas
Pada umumnya kuantitas produk sampingan relatif lebih kecil dari
kuantitas produk utama.
c. Tujuan Perusahaan
Pada umumnya produk utama merupakan tujuan utama perusahaan
dalam menghasilkan produk tersebut.
Sedangkan hasil produk sampingan tidak dapat dihindari oleh
perusahaan.
PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Apabila suatu perusahaan menghasilkan beberapa kenis produk dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan beberapa jenis produk tersebut dikenal sebagai BIAYA BERSAMA (Joint Cost).
Joint cost yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat berupa:
Joint Overhead Cost (biaya overhead bersama)
Joint Produk Cost (biaya produksi bersama)
Dari data biaya bersama (Joint Cost) yang dikeluarkan, kemungkinan dihasilkan beberapa jenis produk yang dapat berupa:
Produk Gabungan ( Common Product )
Produk Bersama ( Joint Product )
Produk Sampingan ( By Product )
Ko - Produk (Co - Product )
Jadi dari Joint product dan Co-product akan dapat dihasilkan:
Produk Utama ( Main Product )
Produk Sampingan ( By Product )
Untuk memisahkan apakah produk-produk yang dihasilkan diakui sebagai produk utama atau produk sampingan lazimnya digunakan kriteria sbb:
a. Harga Jual
b. Kuantitas
c. Tujuan Perusahaan
AKUNTANSI PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT)
Produk bersama merupakan beberapa jenis produk yang dihasilkan secara serempak dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja langsung dan fasilitas produksi yang sama sehingga, biaya produksi bersama yang terjadi sulit diidentifikasikan ke masing-masing jenis produk yang dihasilkan.
Dalam hubungannya dengan akuntansi produk bersama persoalan yang timbul adalah masalah alokasi biaya produksi bersama terhadap bebagai jenis produk yang dihasilkan. Sehingga manajemen dapat mengetahui harga pokok setiap jenis produk yang dihasilkan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama (yang dikeluarkan sejak bahan baku diolah sampai dengan produk-produk yang dihasilkan :
a. Metode Nilai Jual Relatih.
Nilai (hasil) penjualan setiap jenis produk merupakan
perwujudan dari biaya yang dikeluarkan untuk mengolah
produk tersebut.
b. Metode Nilai Jual Hipotesis Relatif.
Andaikata produk tertentu (seluruhnya) yang dihasilkan
diolah lebih lanjut, maka biaya bersama harus dialokasikan
berdasarkan nilai jual hipotesis relatifnya.
Nilai jual hipotesis merupakan nilai jual produk bersama
dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
lebih lanjut produk bersama sejak saat terpisah sampai
dengan siap untuk dijual.
c. Metode Rata-rata Biaya Persatuan.
Menurut metode ini alokasi baya bersama terhadap produk
bersama yang dihasilkan, didasarkan atas satuan yang sama
sehingga setiap jenis produk mempunyai harga pokok
persatuan yang sama.
d. Metode rata-rata tertimbang.
Dalam metode ini alokasi biaya bersama dilakukan atas dasar
kuantitas produksi setiap jenis produk setelah dikalikan
dengan aka penimbang tertentu.
Biaya Bersama dan Keputusan Manajemen.
Dari uraian yang disertai dengan beberapa contoh dapat disimpulkan, tujuan alokasi biaya bersama adalah agar harga pokok setiap jenis produk bersama dapat ditentukan sehingga dapat diketahui pula kontribusi (sumbangan) masing-masing jenis produk terhadap seluruh laba yang diperoleh perusahaan.
AKUNTANSI PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT)
Produk bersama merupakan beberapa jenis produk yang dihasilkan secara serempak dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja langsung dan fasilitas produksi yang sama sehingga, biaya produksi bersama yang terjadi sulit diidentifikasikan ke masing-masing jenis produk yang dihasilkan.
Dalam hubungannya dengan akuntansi produk bersama persoalan yang timbul adalah masalah alokasi biaya produksi bersama terhadap bebagai jenis produk yang dihasilkan. Sehingga manajemen dapat mengetahui harga pokok setiap jenis produk yang dihasilkan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama (yang dikeluarkan sejak bahan baku diolah sampai dengan produk-produk yang dihasilkan :
a. Metode Nilai Jual Relatif.
b. Metode Nilai Jual Hipotesis Relatif.
c. Metode Rata-rata Biaya Persatuan.
d. Metode rata-rata tertimbang.
Biaya Bersama dan Keputusan Manajemen.
Dari uraian yang disertai dengan beberapa contoh dapat disimpulkan, tujuan alokasi biaya bersama adalah agar harga pokok setiap jenis produk bersama dapat ditentukan sehingga dapat diketahui pula kontribusi (sumbangan) masing-masing jenis produk terhadap seluruh laba yang diperoleh perusahaan.
Metode Penentuan Harga Pokok Produk Sampingan
Istilah produk sampingan (by product) lazim digunakan untuk satyu atau beberapa produk yang umumnya mempunyai nilai relatif kecil yang dihasilkan serempak dengan suatu produk yang bernilai besar. Produk yang bernilai besar tersebut dikenal dengan istilah produk utama.
Produk sampingan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga):
1. Produk sampingan yang langsung dapat dijual tanpa
diproses lebih lanjut.
2. Produk sampingan yang memerlukan proses lebih lanjut
sebelum dijual.
3. Produk sampingan yang langsung dapat dijual atau diproses
lebih lanjut kemudian dijual.
Berkenaan dengan metode-metode yang dapat digunakan didalam menentukan harga pokok produk sampingan terbagi dalam dua kelompok:
1. Metode-metode tanpa harga pokok (non-cost methods)
Menurut kelompok metode pertama ini, harga pokok produk
sampingan tidak perlu ditentukan tetapi hasil penjualan
produk sampingan dapat diperlakukan sebagai:
a. Pendapatan lain-lain
b. Tamabahan terhadap hasil penjualan produk utama.
c. Pengurang terhadap harga pokok penjualan.
d. Pengurang terhadap biaya produksi.
2. Metode harga pokok (cost methods).
Menurut kelompok metode ini, harga pokok produk sampingan
perlu ditentukan atas dasar alokas dari biaya bersama.
Kelompok metode yang kedua ini hanya melahirkan satu
metode saja yang disebut metode nilai pasar.
Contoh
Berikut ini diberikan beberapa contoh perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk:
a. Produk Gabungan, misalnya pada perusahaan rokok yang
menghasilkan rokok merk A dan merk B.
Setiap jenis produk (rokok), diolah dengan menggunakan
fasilitas produksi yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda
(bergantian) dan menggunakan bahan baku serta tenaga kerja
langsung yang dapat diikuti jejaknya kemasing-masing produk
yang dihasilkan.
b. Produk Bersama, misalnya pada perusahaan pengalengan
daging sapi. Perusahaan ini menghasilkan beberapa jenis
produk bersama yang berupa daging dalam kaleng dengan
bermacam-macam kualitas dan dihasilkan pula beberapa jenis
produk sampingan yang berupa tulang dan kulit sapi.
Produk bersama yang berupa daging dalam kaleng pada contoh
ini disebut produk utama (main product).
Contoh lain misalnya pada perusahaan penggilingan gabah
yang dapat menghasilkan produk utam beras dan menir serta
produk sampingan berupa katul dan dedak.
c. Ko-produk, misalnya pada perusahaan pengalengan daging .
Bahan baku yang diolah berupa sapi, rusa dan lain-lain.
Dari sapi dan rusa menghasilkan beberapa produk utama yang
berupa macam-macam daging dalam kaleng yang terdiri dari
beberapa macam kualitas dan dihasilkan pula produk
sampingan yang berupa macam-macam tulang dan kulit.
Proses penggolongan daging sapi dilakukan secara bergantian
dengan proses pengolahan daging lain.
1. Contoh Metode Nilai Jual Relatif.
PT.Merapi menghasilkan beberapa produk bersama yaitu
produk A, B, C, dan D.
Data dibawah ini berasal dari operasi perusahaan bulan Mei
2001.
Biaya bersama yang terjadi Rp 120.000.000,- dan jumlah
masing-masing produk yang dihasilkan sebagai berikut:
Produk Bersama Unit yg dihasilkan Harga Jual per unit
A 20.000 Rp 250
B 15.000 Rp 3.000
C 10.000 Rp 3.500
D 15.000 Rp 5.000
Menurut metode ini setiap jenis produk bersama menghasilkan % laba kotor yang sama apabila produk bersama yang dihasilkan tidak diolah / diproses lebih lanjut.
Dari data diatas jika produk A, B, C dan D yang terjual masing-masing sebanyak 18.000 unit, 12.000 unit, 8.000 unit dan 14.000 unit.
2. Metode nilai jual hipotesis relatif.
Andai kata produk tertentu (seluruhnya) yang dihasilkan
diolah lebih lanjut maka biaya bersama harus dialokasikan
berdasarkan nilai jual hipotesis relatifnya.
Untuk memperoleh gambaran, simak contoh dibawah ini:
Apabila PT. Merapi pada contoh 1, mengolah lebih lanjut
seluruh produk bersama yang dihasilkan.
Data tambahan biaya pengolahan beserta harga jualnya seperti
berikut:
Produk Harga jual per unit Tambahan biaya pengolahan
A Rp 500 Rp 2.000.000
B Rp 5.000 Rp 10.000.000
C Rp 4.500 Rp 10.000.000
D Rp 8.000 Rp 28.000.000
Contoh
PT. Sinar Makmur menghasilkan produk utama A dan produk sampingan X. Biaya produksi yang terjadi pada bulan Mei 2001 sebesar Rp 18.000.000
Hasil produksi: Produk Utama A = 12.000 Unit
Produk Sampingan X = 2.000 Unit
Produk utama A terjual 10.000 unit @ Rp 2.000,- sedangkan produk sampingan X terjual seluruhnya dengan harga Rp 1500,-
Biaya pemasaran dan administrasi Rp 2.000.000,-
Susunlah laporan laba rugi.
PT.Makmur menghasilkan produk utama A dan produk sampingan X. Biaya produksi dan hasil produksi yang terjadi pada bulan Maret 2001:
Bahan Baku Rp 1.000.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 400.000
Biaya Overhead Rp 600.000
Hasil Produksi : A ....................... 1.000 unit
X ....................... 200 unit
Produk utama A terjual 900 unit @ Rp 2.000 sedangkan produk sampingan X terjual seluruhnya dengan harga @ Rp 150,-.
Taksiran biaya pemasaran dan administrasi produk sampingan 5% dari biaya pemasaran dan administrasi sebesar Rp 200.000,-
Dari data di atas susunlah laporan laba rugi.
Belum ada Komentar untuk "Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Lengkap Dan Terbaru"
Posting Komentar